Sabtu, 25 Februari 2017

Prosedur Penyuntikan Pituitari dan Pemijahan Buatan Pada Ikan Karper

Arsip Cofa No. A 047
donasi dg belanja di Toko One

Prosedur untuk memperoleh gamet (sel telur dan sel sperma) ikan karper India diuraikan di bawah ini :

(1) Induk jantan dan betina ditangkap dengan jaring kantong dari kolam, lalu dipiih sesuai dengan kebutuhan, selanjutnya dimasukkan ke dalam jaring apung mini bermata-halus yang diapungkan di dalam kolam. Masing-masing ikan ditimbang untuk menentukan dosis kelenjar pituitari kasar yang diperlukan. Induk diisolasi beberapa jam sebelum pemijahan agar ikan-ikan tersebut bisa membuang habis semua fesesnya sehingga tidak mengotori gamet.

(2) Ikan donor (yaitu ikan yang menyediakan kelenjar pituitari untuk penyuntikan) dikumpulkan dan ditimbang. Jumlah (atau berat) ikan donor yang diperlukan ditentukan oleh berat ikan induk, sebagai dasar dalam menentukan jumlah “dosis” yang dibutuhkan untuk mematangkan gonad ikan induk. Satu dosis adalah berat kelenjar pituitari seekor ikan lain yang sama dengan berat kelenjar pituitari seekor induk, atau gabungan kelenjar-kelenjar pituitari dari beberapa ekor ikan lain sehingga berat total semua ikan donor tersebut sama dengan berat seekor ikan induk. Donor yang diperlukan adalah 2 dosis per induk betina dan 0,5 dosis per induk jantan.

Baca juga Penyimpanan-Beku dan Penyimpanan-Dingin Telur dan Sperma Ikan


(3) Suntikan pertama terhadap induk betina dilakukan 12 jam sebelum telur dikeluarkan. Kelenjar pituitari dengan berat cukup diambil dari donor yang baru dibunuh untuk menyediakan 0,5 dosis per betina. Kelenjar ini dimasukkan ke dalam alat penghomogen yang terbuat dari gelas kemudian dilumatkan dengan menggunakan alu gelas. Larutan garam 0,7 N ditambahkan sampai mencapai volume yang dibutuhkan – biasanya 1 ml per penyuntikan. Hormon chorionic gonadotropin mamalia bisa ditambahkan ke dalam gerusan pituitari kasar ini. Larutan tersebut kemudian segera disuntikkan ke otot dinding tubuh di belakang sirip dada ikan induk. Induk yang telah disuntik ini kemudian dilepaskan ke jaring apung.

(4) Penyuntikan kedua dilakukan 6 jam setelah penyuntikan pertama sebanyak 1,5 dosis per induk betina. Penyuntikan terhadap ikan jantan dilakukan pada saat ini dengan dosis 0,5 per induk jantan.

Sejarah Teknik Pemijahan Buatan Pada ikan Dengan Hipofisasi

Matty (1985) menjelaskan sejarah praktek pijah rangsang dengan hormon pada ikan. Teknik ini berawal pada tahun 1934 ketika kelenjar pituitari ikan Brazil disuntikkan untuk merangsang ovulasi. Adalah seorang ahli endokrinologi terkenal, B.A. Houssay, yang pada tahun 1930 menyuntik beberapa ikan vivipar (melahirkan anak) kecil dengan kelenjar pituitari, yang baru diambil dari spesies ikan lain, dan menyebabkan kelahiran prematur. Penemuan baru ini menarik perhatian R. von Ihering, direktur budidaya ikan di Ceara, Brazil. Selama bertahun-tahun masalah utama budidaya ikan di Brazil adalah bagaimana ikan agar memijah dalam tempat terkurung; bahkan bila ikan tersebut ditangkap ketika hampir matang gonad, ikan ini jarang secara sempurna mengalami ovulasi atau matang gonad. Pada tahun 1934, von Ihering mengembangkan teknik yang berhasil untuk merangsang ovulasi dengan menggunakan pituitari ikan. Proses ini sekarang kadang-kadang dikenal sebagai hipofisasi.

Selama periode ini, Rusia berupaya merangsang ikan sturgeon terkurung agar matang gonad dan memijah dengan bantuan hormon mamalia tetapi upaya ini tidak berhasil hingga tahun 1937 ketika N.L. Gerbil’skii dapat memperoleh telur dan sperma matang dari sejumlah besar ikan sturgeon, Acipenser stellatus, yang telah disuntik secara intraperitoneal (lewat-perut) dengan satu atau pituitari segar dari ikan spesies yang sama. Ini merupakan penemuan yang menguntungkan karena pada saat itu stasiun-stasiun pembangkit listrik tenaga air dan bendungan-bendungan terus dibangun di sungai-sungai jalur migrasi pemijahan ikan sturgeon ke hulu sehingga mencegah sturgeon mencapai daerah ovulasinya. Dengan teknik hipofisasi, ikan sturgeon bisa dipijahkan di dekat muara sungai. Saat ini Rusia memperoleh semua telur ikan sturgeonnya untuk pembudidayaan dari ikan yang disuntik pituitari (Matty, 1985).

Matty (1985) menambahkan bahwa pada awal tahun 1950-an, pijah rangsang ikan karper di Cina dan India mulai dipraktekan secara luas. Di Cina ikan black carp, Mylopharyngodon piceus, dan ikan big head, Aristichthys nobilis, pertama kali dirangsang untuk memijah dengan penyuntikan pituitari, kemudian ikan mola, Hypophthalmichthys molitrix, dan terakhir ikan kowan, Ctenopharyngodon idellus. Di India jenis-jenis ikan karper utama seperti catla, Catla catla, rohu, Labeo rohita, dan mrigal, Cirrhinus mrigala, telah dipijahkan secara intensif dengan bantuan hormon pituitari.

REFERENSI :
ARTIKEL TERKAIT

loading...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda